Senin, 06 April 2015

Tugas 4

INFLASI



Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara.
Contoh ilustrasi terjadinya inflasi:

Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000 dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg — 80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan beruntung. Anggaplah seorang petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.

Dampak inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Inflasi yang terkendali mampu meningkatkan perekonomian. Contohnya dampak inflasi dari ilustrasi di atas, inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan ini bersifat menguntungkan atau merugikan. Inflasi yang terjadi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian akan tumbuh kesempatan kerja baru dan dapat meningkatkan pendapatan seseorang. Tetapi, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi ini dapat mengakibatkan mereka rugi, karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan brang dan jasa akan menjadi sedikit.

Berikut ini akan saya lampirkan beberapa faktor yang mempengaruhi investasi di suatu negara:

  1. Prospek ekonomi di masa yang akan datang. Dengan adanya ketidakpastian serta banyaknya kemungkinan kondisi ekonomi Indonesia yang akan datang, menjadikan kegiatan mendatangkan dana untuk investasi menjadi tidak mudah. Setiap investor tentu menghendaki adanya resiko yang sekecil mungkin dari tingkat keuntungan yang baik dari dana yang ia investasikan. Untuk itu diperlukan suatau proses peramalan guna mengurangi ketidakpastian di masa yang akan datang. Dengan semakin baiknya hasil peramalan, maka semakin besar dan baik pula iklim investasi yang akan terjadi.
  2. Keuntungan yang dicapai perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka semakin terbuka pula kesempatan sebagian dari keuntungan tersebut untuk diinvestasikan kembali ke dalam kegiatan perusahaan.
  3. Perubahan dan perkembangan teknologi. Semakin cepat perubahan teknologi, maka akan semakin memacu setiap pelaku usaha untuk menginvestasikan dananya guna mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut.
  4. Kestabilan perekonomian Negara. Jika Indonesia mampu menjamin adanya kestabilan dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, serta pertahanan, maka hal tersebut akan mendorong terciptanya iklim investasi yang aman bagi investor, dan tentunya suatu yang menguntungkan bagi perkembangan perekonomian secara umum.
  5. Tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan dana yang diperoleh dengan kredit untuk investasi menjadi mahal. Akibatnya akan membebani proses produksi dengan biaya yang tinggi,  yang berakibat lanjut tidak efisiennya output yang dihasilkan. Semakin rendah tingkat bunga, maka kana muncul kecenderungan dunia usaha untuk memperbanyak pengeluaran untuk investasi.



Sumber:

http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_wrapper&Itemid=36  
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar